Di Waktu Malam Bulan Mengambang
Sunyi Damai Damai Sekeliling Ku
Terdengar Nan Sayu Bintang Seribu
Membujuk Rayu Kerna Merindu
Lagu Yang Dulu
Di Waktu Malam Bulan Purnama
Angin Laut Meniup Niup Tenang
Mengatakan Sayang Berlagu Merdu
Bermadah Ayu Lemah Mendayu
Nak Dara Rindu
Tanjung Katung Airnya Biru
Tempat Mandi Nak Dara Jelita
Sama Sekampung Sedangkan Dirindu
Ini Kan Lagi Hai Jauh Di Mata
Tanjung Katung Airnya Biru
Tempat Mandi Nak Dara Jelita
Sama Sekampung Hai Sedang Dirindu
Ini Kan Lagi Hai Jauh Di Mata
Sunyi Damai Damai Sekeliling Ku
Terdengar Nan Sayu Bintang Seribu
Membujuk Rayu Kerna Merindu
Lagu Yang Dulu
Di Waktu Malam Bulan Purnama
Angin Laut Meniup Niup Tenang
Mengatakan Sayang Berlagu Merdu
Bermadah Ayu Lemah Mendayu
Nak Dara Rindu
Tanjung Katung Airnya Biru
Tempat Mandi Nak Dara Jelita
Sama Sekampung Sedangkan Dirindu
Ini Kan Lagi Hai Jauh Di Mata
Tanjung Katung Airnya Biru
Tempat Mandi Nak Dara Jelita
Sama Sekampung Hai Sedang Dirindu
Ini Kan Lagi Hai Jauh Di Mata
Dalam usikku merajuk seketika
Laluku pergi meninggalkan dirimu
Tanpa ku duga
Lilin menjadi bara
Gurauanku jadi dilema prasangka
Kau menyangka aku pergi kerna dia
Yang tak pernah wujud dalam alam cinta
Belum sempat ku jernihkan suasana
Engkau pula yang hilang
Entah ke mana
Puas sudah ku mencari
Ku tinggalkan pesan
Ku kirimkan berita
Agar dapatku temui dirimu
Umpama sebutir permata yang sirna
Andai dapat
Ku undurkan putaran dunia
Inginku ubah semula kata
Dan tingkahlakuku yang salah
Agar kita dapat seiring
Di mercu asmara
Tak ingin lagi
Dan tak mahu lagi berpisah
Bukan dengan kerelaan hati
Penyesalan yang tiada kesudahan
Ku tersepit dalam jerat sendiri
Tiara... menggamit kenangan zaman persekolahan
Tiara... ku mimpi kita bersanding atas kayangan
Seakan bisa kusentuh peristiwa semalam
Di malam pesta engkau bisikkan
Kata azimat di telinga
Kita... terpaksa berpisah untuk mencari arah
Kita... dipukul ombak hidup alam yang nyata
Engkau jauh meniti puncak menara gading
Yang menjanjikan hidup sempurna
Tapi aku hanya tunduk ke bumi
Hidup tertekan
Jika kau bertemu aku begini
Berlumpur tubuh dan keringat membasah bumi
Di penjara terkurung terhukum
Hanya bertemankan sepi
Bisakah kau menghargai
Cintaku yang suci ini...
Oh! Tiara... pedihnya
Dapatkah kau merasakan...
Bisakah, masih bisakah
Engkau hargai cintaku lagi
Oh! Tiara pedihnya dapatkah kau merasakan
Oh! Tiara pedihnya dapatkah kau merasakannya...
TIARA... Oh.!
Laluku pergi meninggalkan dirimu
Tanpa ku duga
Lilin menjadi bara
Gurauanku jadi dilema prasangka
Kau menyangka aku pergi kerna dia
Yang tak pernah wujud dalam alam cinta
Belum sempat ku jernihkan suasana
Engkau pula yang hilang
Entah ke mana
Puas sudah ku mencari
Ku tinggalkan pesan
Ku kirimkan berita
Agar dapatku temui dirimu
Umpama sebutir permata yang sirna
Andai dapat
Ku undurkan putaran dunia
Inginku ubah semula kata
Dan tingkahlakuku yang salah
Agar kita dapat seiring
Di mercu asmara
Tak ingin lagi
Dan tak mahu lagi berpisah
Bukan dengan kerelaan hati
Penyesalan yang tiada kesudahan
Ku tersepit dalam jerat sendiri
Tiara... menggamit kenangan zaman persekolahan
Tiara... ku mimpi kita bersanding atas kayangan
Seakan bisa kusentuh peristiwa semalam
Di malam pesta engkau bisikkan
Kata azimat di telinga
Kita... terpaksa berpisah untuk mencari arah
Kita... dipukul ombak hidup alam yang nyata
Engkau jauh meniti puncak menara gading
Yang menjanjikan hidup sempurna
Tapi aku hanya tunduk ke bumi
Hidup tertekan
Jika kau bertemu aku begini
Berlumpur tubuh dan keringat membasah bumi
Di penjara terkurung terhukum
Hanya bertemankan sepi
Bisakah kau menghargai
Cintaku yang suci ini...
Oh! Tiara... pedihnya
Dapatkah kau merasakan...
Bisakah, masih bisakah
Engkau hargai cintaku lagi
Oh! Tiara pedihnya dapatkah kau merasakan
Oh! Tiara pedihnya dapatkah kau merasakannya...
TIARA... Oh.!
3 comments:
apsal buruk benor muka pompuan ni??pontianak lg cun...cam gro jerk?kehkehkeh..
jeles lah tue heheheee
eee...x jeles langsung..huahuahua..
Post a Comment